SUDIAN PERMANA PUTRA
CGP ANGKATAN 11 - 170
Filosofi Ki Hajar Dewantara, yang terkenal dengan semboyan
Pratap Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri
Handayani), sangat relevan dalam konteks pengambilan keputusan sebagai
pemimpin.
Ing Ngarso Sung Tulodho. Pemimpin harus memberi teladan di depan.
Ing Madya Mangunkarso. Pemimpin juga berperan dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota tim.
Tut Wuri Handayani. Ini mengingatkan pemimpin untuk mendukung tim dari belakang, memberikan arahan dan bimbingan saat diperlukan.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memainkan peran
penting dalam membentuk prinsip-prinsip yang kita gunakan saat membuat
keputusan. Dengan kata lain, nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita adalah
fondasi yang menentukan bagaimana kita memandang masalah, apa yang kita
prioritaskan, dan bagaimana kita berperilaku saat membuat Keputusan.
Pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan
'coaching' karena sesi bimbingan ini memungkinkan individu untuk merefleksikan
dan menganalisis keputusan yang telah diambil. Dengan demikian, coaching tidak
hanya membantu dalam pengambilan keputusan, tetapi juga dalam memastikan bahwa
proses tersebut efektif dan menyeluruh.
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial
emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam
menghadapi dilema etika.
Kesadaran Diri: Guru yang memiliki kesadaran diri dapat memahami emosi dan reaksi mereka sendiri, yang penting dalam situasi etika yang kompleks.
Pengelolaan Emosi: Guru yang mampu mengelola emosi dapat lebih baik dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja.
Pengambilan Keputusan Etis: Kemampuan sosial emosional membantu guru dalam mengenali nilai-nilai yang perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan.
Secara keseluruhan, kemampuan ini mendorong pengambilan keputusan yang lebih bijak dan responsif terhadap kebutuhan moral dan etika di lingkungan pendidikan.
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau
etika sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Pembahasan
studi kasus membantu pendidik untuk lebih memahami dan menerapkan nilai-nilai
etika dalam praktik pendidikan sehari-hari.
Pengambilan keputusan yang tepat memiliki dampak signifikan
terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan
menerapkan pendekatan ini, pengambilan keputusan yang tepat dapat meningkatkan
kualitas lingkungan pendidikan secara keseluruhan.
Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika
di lingkungan saya adalah Kasus-kasus dilema etika sering kali melibatkan
banyak pemangku kepentingan dengan kepentingan yang berbeda, membuat
pengambilan keputusan semakin rumit. Ketidakselarasan antara nilai-nilai
individu dan nilai-nilai organisasi dapat menyebabkan kesulitan dalam mengambil
keputusan yang etis.
Pengambilan keputusan yang tepat dalam pengajaran memiliki
dampak besar pada upaya memerdekakan murid-murid. Keputusan yang berfokus pada
kebutuhan murid menciptakan lingkungan belajar yang adil dan mendukung,
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar.
Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran penting dalam
mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan
murid-muridnya melalui beberapa cara:
Memberikan Teladan
Mengutamakan Kebutuhan Murid
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung
Kesimpulan akhir dari pembelajaran modul materi 3.1 ini
menekankan bahwa pengambilan keputusan adalah kompetensi esensial bagi
pemimpin, khususnya dalam konteks pendidikan. Modul ini mengaitkan prinsip
pengambilan keputusan dengan modul-modul sebelumnya, yang menunjukkan bahwa
setiap keputusan harus berdasar pada analisis yang matang dan relevansi dengan
konteks Pendidikan.
Pemahaman tentang konsep-konsep yang dipelajari dalam modul
ini meliputi:
Sebelum mempelajari modul 3.1, saya pernah menerapkan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Dalam
pengalaman tersebut, saya sering kali merasa terjebak antara dua pilihan yang
sama-sama benar, tetapi bertentangan. Saya cenderung mengandalkan intuisi dan
pengalaman pribadi tanpa mengikuti prosedur sistematis.
Perbedaan utama terletak pada pendekatan yang lebih analitis dan terencana dalam pengambilan keputusan. Modul ini mendorong saya untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih dalam dan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil, dibandingkan dengan keputusan yang lebih impulsif di masa lalu.
Mempelajari konsep dalam modul 3.1 ini memberikan dampak
signifikan pada cara saya mengambil Keputusan, setelah memahami dilema etika, bujukan
moral, serta 4 paradigma pengambilan keputusan, saya kini lebih percaya diri. Perubahan
utama yang terjadi adalah saya lebih paham dalam menerapkan 3 prinsip
pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Ini
membantu saya untuk mengevaluasi berbagai alternatif dan mempertimbangkan
konsekuensi jangka panjang dari setiap pilihan yang diambil
Mempelajari topik modul 3.1 ini sangat penting bagi saya,
baik sebagai individu maupun pemimpin.
Sebagai Individu: Pembelajaran tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan membantu saya memahami dampak keputusan saya pada diri sendiri dan orang lain.
Sebagai Pemimpin: Sebagai pemimpin, memahami dilema etika dan cara pengambilan keputusan yang tepat memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang lebih efektif dan bertanggung jawab.
Ing Ngarso Sung Tulodho. Pemimpin harus memberi teladan di depan.
Ing Madya Mangunkarso. Pemimpin juga berperan dalam memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota tim.
Tut Wuri Handayani. Ini mengingatkan pemimpin untuk mendukung tim dari belakang, memberikan arahan dan bimbingan saat diperlukan.
Kesadaran Diri: Guru yang memiliki kesadaran diri dapat memahami emosi dan reaksi mereka sendiri, yang penting dalam situasi etika yang kompleks.
Pengelolaan Emosi: Guru yang mampu mengelola emosi dapat lebih baik dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja.
Pengambilan Keputusan Etis: Kemampuan sosial emosional membantu guru dalam mengenali nilai-nilai yang perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan.
Secara keseluruhan, kemampuan ini mendorong pengambilan keputusan yang lebih bijak dan responsif terhadap kebutuhan moral dan etika di lingkungan pendidikan.
Memberikan Teladan
Mengutamakan Kebutuhan Murid
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Mendukung
- Dilema Etika dan Bujukan Moral: Dilema etika muncul ketika dua pilihan yang sama-sama benar saling bertentangan, sedangkan bujukan moral lebih berkaitan dengan tekanan sosial yang dapat mempengaruhi keputusan.
- 4 Paradigma Pengambilan Keputusan: Ini mencakup paradigma individu vs. kelompok, keadilan vs. kasihan, serta berbagai cara melihat masalah yang dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan.
- 3 Prinsip Pengambilan Keputusan: Prinsip ini menekankan pentingnya kriteria yang jelas dalam setiap langkah pengambilan keputusan, seperti pertimbangan berdasarkan nilai dan norma yang berlaku.
- 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan: Proses ini melibatkan identifikasi masalah, pengumpulan informasi, dan evaluasi alternatif, diakhiri dengan implementasi dan evaluasi hasil keputusan.
Perbedaan utama terletak pada pendekatan yang lebih analitis dan terencana dalam pengambilan keputusan. Modul ini mendorong saya untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih dalam dan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil, dibandingkan dengan keputusan yang lebih impulsif di masa lalu.
Sebagai Individu: Pembelajaran tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan membantu saya memahami dampak keputusan saya pada diri sendiri dan orang lain.
Sebagai Pemimpin: Sebagai pemimpin, memahami dilema etika dan cara pengambilan keputusan yang tepat memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang lebih efektif dan bertanggung jawab.